Manusiabisa saja tidak makan dalam kurun waktu tertentu, tapi manusia bisa mati jika tidak minum air. Manusia biasa memanfaatkan air tanah untuk keperluan air minum, mandi, mencuci, memasak dan kebutuhan lainnya. Pada umumnya, setiap rumah dilengkapi dengan sumur air tanah. Warga dapat membuat sumur tanah yang berkedalaman 5 hingga 15 meter.
Dilansirdari Encyclopedia Britannica, berikut yang termasuk dalam ciri diakronis, kecuali bersifat horizontal. Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Peristiwa masa sekarang dipengaruhi oleh? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap. Categories Tanya Jawab Post navigation.
Berikutini yang bukan merupakan ciri berpikir Sinkronik yaitu. bersifat historis dan komparatif; tidak memiliki konsep perbandingan; bersifat lebih serius dan sulit; mengkaji pada masa tertentu; Semua jawaban benar; Berdasarkan pilihan diatas, jawaban yang paling benar adalah: A. bersifat historis dan komparatif.
SekolahMenengah Pertama terjawab Berikut ini yg tidak termasuk dalam ciri diakronis yaitu? a. mengkaji dengan berlalunya masa b. menitikberatkan pengkajian peristiwa c.bersifat historis d. bersifat horizontal e.terdapat konsep perbandingan 1 Lihat jawaban Iklan Jawaban 4.4 /5 152 SintikheIona d. Bersifat horizontal
Dịch Vụ Hỗ Trợ Vay Tiền Nhanh 1s. Cara Berpikir Diakronik – Pernahkah kamu mengeluh saat belajar sejarah karena harus memahami banyak peristiwa beserta tanggal lengkapnya? Ternyata, ini merupakan bagian dari konsep berpikir sejarah. Konsep berpikir sejarah merupakan pendekatan guna memahami dan menganalisis peristiwa pada masa lalu. Nah, konsep berpikir sejarah ada dua, yakni sinkronik dan diakronik. Sinkronik dan diakronik adalah dua konsep yang digunakan untuk mempelajari sejarah. Sinkronik berarti konsep mempelajari sejarah yang sangat luas dengan ruang, tetapi memiliki keterbatasan dalam hal waktu, sedangkan diakronik berarti konsep mempelajari sejarah berdasarkan urutan waktu kejadian sejarah tersebut atau sesuai urutan kronologi peristiwa itu terjadi. Penelitian sinkronik dalam ilmu linguistik digunakan untuk membandingkan bahasa satu dengan yang lain dengan berfokus kepada satu kurun waktu atau satu masa secara mendatar, sesuai dengan waktu saat mempelejari bahasa tersebut, sedangkan penelitian diakronik dalam ilmu linguistik digunakan untuk melihat perbandingan atau perkembangan bahasa pada dua kurun waktu yang berbeda secara menurun. Dalam konsep berpikir, seseorang tentu memiliki cara berpikir masing-masing. Salah satunya adalah cara berpikir atau metode berpikir diakronik dan sinkronik. Metode berpikir diakronik sendiri biasanya menjadi metode berpikir yang dibutuhkan seseorang dalam kaitannya dengan memahami ilmu mengenai ilmu sejarah. Hal ini karena dalam memahami ilmu sejarah, seseorang membutuhkan daya untuk menghafalkan waktu, nama, dan tempat yang terkandung di dalam suatu ilmu sejarah. Kemudian, hal tersebut mengajak kalian dapat merasakan bagaimana pengalaman dalam belajar dan memahami peristiwa di masa lalu. Namun, apa pengertian diakronik itu dan bagaimana seluk-beluk mengenai konsep diakronik, konsep berpikir diakronik, apa saja ciri-ciri diakronik, bagaimana cara berpikir diakronik, dan lain sebagainya? Di bawah ini akan dijelaskan secara lengkap mengenai diakronik. Sebelumnya kita sudah memahami mengenai konsep berpikir sinkronik. Nah, pahami sebelum lanjut ke pambahasan di bawah ini dalam artikel mengenal konsep berpikir sinkronik. Pengertian Konsep Cara Berpikir DiakronikKarakter Berpikir Diakronik1. Unsur Periodisasi2. Unsur KronologisKonsep Berpikir DiakronikCiri-Ciri Berpikir Diakronik1. Bersifat Vertikal2. Pembahasannya Lebih Luas3. Memiliki Konsep Perbandingan4. Bersifat Historis5. BerkesinambunganCara Berpikir Diakronik1. Unsur Periodisasi2. Unsur KronologisPerbedaan Antara Konsep Sinkronik dengan DiakronikContoh Berpikir Diakronik Diakronik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI memiliki arti, yaitu berkenaan dengan pendekatan bahasa dengan melihat perkembangan sepanjang waktu yang bersifat historis. Secara etimologis, kata “diakronik” diambil dari bahasa Yunani, yaitu dia yang artinya melalui atau melampaui dan juga chronicus yang artinya adalah waktu. Berarti diakronik atau dia chronicus merupakan suatu hal yang sudah berlalu atau sudah melampaui waktunya. Selain itu, menurut Wahyu Iryana di dalam bukunya yaitu Historiografi Barat 2014 menyampaikan bahwa diakronik merupakan memanjang dalam waktu dan juga menyempit dalam ruang. Selanjutnya, menurut Krisanjaya dalam Hakikat Linguistik Bandingan 1996 mengutarakan jika dalam konteks kajian linguistik, sifat diakronik dapat berarti bahwa kajian ini berorientasi dan berfokus kepada dimensi dua kurun waktu berbeda secara menurun, mengikuti penggalan dua waktu yang berbeda. Misalnya, pengkajian pemetaan dan distribusi kosakata bahasa di Jabodetabek dapat dilakukan secara diakronis, dengan mengikuti dua penggal waktu berbeda. Sifat ini dikandung oleh linguistik bandingan historis dan linguistik bandingan areal atau geografis. Dari berbagai pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa diakronik merupakan cara berpikir secara kronologis atau urutan yang terjadi dari berbagai catatan mengenai beberapa kejadian yang diurutkan sesuai dengan kejadian yang berlangsung. Kronologis dalam peristiwa yang dimaksud membantu merekonstruksi kembali suatu peristiwa berdasarkan urutan waktu yang tepat. Biasanya cara berpikir diakronik ini digunakan dalam melakukan rekonstruksi peristiwa sejarah atau juga dapat digunakan untuk membandingkan suatu kejadian sejarah pada waktu yang sama di tempat yang berbeda. Proses diakronik ini merupakan ilmu yang mementingkan proses sehingga biasanya digunakan para sejarawan atau ahli sejarah. Para ahli tersebut menggunakan ilmu diakronik sebagai pendekatan diakronik jika berbicara atau menganalisis suatu hal yang berkaitan dengan sejarah karena dengan menggunakan pendekatan tersebut, sejarah akan berupaya untuk melakukan evolusi atau perubahan dari suatu masa ke masa selanjutnya. Dengan adanya pendekatan diakronik tersebut, maka memungkinkan para sejarawan dapat mendalilkan mengapa dalam keadaan tertentu lahir dari keadaan sebelumnya, atau mengapa keadaan tertentu dapat terus berkembang dan juga berkelanjutan, misalnya mengenai sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan lain sebagainya. Dalam melihat peristiwa sejarah, konsep berpikir diakronik memilki dua unsur, yakni unsur kronologis dan unsur periodisasi. Unsur kronologis yakni menganalisis peristiwa sejarah secara urut sesuai waktu kejadian, sedangkan unsur periodisasi yakni menganalisis peristiwa sejarah dengan mengklasifikasikan peristiwa-peristiwa masa lalu seperti sistem politik, suku, agama, sosial, dan budaya. Keduanya sangat penting guna merekonstruksi kejadian di masa lampau dan menemukan kemungkinan keterkaitan serta adanya sebab akibat. Karena bersifat runtut dan menjelaskan sebab akibat, menerapkan konsep berpikir diakronis mampu menghindarkan seseorang terpapar hoaks. Jadi, ketika merebak isu, seseorang tidak langsung percaya dan bisa menemukan sebab akibat antarperistiwa. Karakter Berpikir Diakronik Sinkronik dan diakronik memiliki karakteristik masing-masing. Pada pendekatan sinkronik memiliki ciri-ciri, seperti kajian tersebut bersifat horizontal, kajian ini tidak memiliki konsep perbandingan, kajian ini berfokus mengkaji peristiwa sejarah pada masa tertentu, kajian ini memiliki jangkauan yang lebih sempit, kajian ini lebih terstruktur dan sistematis, dan kajian ini dikaji dengan mendalam dan serius. Adapun pendekatan diakronik memiliki ciri-ciri, seperti kajian ini bersifat vertikal, kajian ini memiliki konsep perbandingan, kajian ini mempunyai cakupan kajian yang lebih luas dan mendalam. Kajian ini berfokus untuk mengkaji satu peristiwa dengan sejarahnya, dan kajian ini dapat digunakan untuk mengkaji masa peristiwa yang satu dengan yang lain. Lalu bagaimana seseorang dapat berpikir diakronik dalam mengkaji peristiwa sejarah? Ternyata, berpikir diakronik dalam mengkaji suatu peristiwa sejarah terbagi atas dua unsur, yang pertama yaitu unsur periodisasi dan yang kedua merupakan unsur kronologis. 1. Unsur Periodisasi Unsur periodisasi dalam berpikir diakronik merupakan unsur yang menganalisis suatu peristiwa sejarah yang berlangsung secara runtut atau urut dari berbagai peristiwa tertentu pada masa lalu. 2. Unsur Kronologis Unsur yang kedua dalam berpikir diakronik adalah unsur kronologis. Unsur ini artinya unsur yang menganalisis suatu peristiwa sejarah yang berlangsung secara teratur dari segi proses dan waktu terjadinya peristiwa. Konsep Berpikir Diakronik Setelah memahami apa itu diakronik, maka kalian juga harus mengetahui bagaimana konsep berpikir diakronik. Konsep berpikir diakronik dalam sejarah merupakan konsep berpikir kronologis atau secara urutan yang digunakan dalam menganalisis sebuah peristiwa. Dalam hal ini, kronologis artinya catatan mengenai berbagai kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu kejadiannya. Kronologi dalam peristiwa sejarah kemudian dapat digunakan untuk membantu merekonstruksi kembali bagaimana peristiwa tersebut terjadi berdasarkan urutan waktu secara tepat. Selain itu, konsep berpikir diakronik ini juga bisa membantu membandingkan kejadian sejarah dalam waktu yang sama di tempat yang berbeda tetapi saling berkaitan. Melalui konsep berpikir diakronik ini, maka kalian dapat menganalisis bahwa terjadinya sejarah dari waktu ke waktu karena adanya perubahan dari waktu ke waktu. Dengan demikian, konsep ini dapat digunakan untuk melakukan analisis dampak perubahan variabel sesuatu sehingga memungkinkan para sejarawan mengetahui keadaan tertentu tersebut lahir dan terjadi. Tujuan dari konsep berpikir diakronik ini adalah untuk mengajarkan kalian mengenai konsep berpikir secara kronologis dan juga teratur dan berurutan karena seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa konsep berpikir diakronik ini merupakan konsep berpikir yang sangat mementingkan proses terjadinya sebuah peristiwa. Ciri-Ciri Berpikir Diakronik Dengan adanya pengertian dan juga konsep berpikir diakronik tersebut, maka kalian dapat mengetahui apa saja ciri-ciri dari diakronik. Berikut adalah karakteristik atau ciri-ciri diakronik. 1. Bersifat Vertikal Diakronik bersifat vertikal, artinya dalam konsep berpikirnya, diakronik ini akan memaparkan berbagai proses mengenai suatu peristiwa atau kejadian dari awal sampai akhir kejadian. 2. Pembahasannya Lebih Luas Karena berpikir diakronik ini mementingkan proses yang mana berkaitan dengan adanya kronologi dari suatu peristiwa yang terjadi, maka cakupan bahasan dalam konsep berpikir diakronik ini akan lebih luas, menyeluruh, bahkan mendetail. Dengan demikian, kalian atau para sastrawan dapat membahas sejarah lebih luas lagi. 3. Memiliki Konsep Perbandingan Tidak hanya pembahasannya yang lebih luas dan sifatnya yang vertikal, diakronik ini memiliki konsep perbandingan. Artinya, akan terdapat perbandingan antara kejadian yang satu dengan kejadian yang lain. Hal ini dilakukan untuk dapat mengetahui sebab dan penyebab terjadinya peristiwa sejarah tersebut. 4. Bersifat Historis Karena diakronik ini mementingkan proses dan waktu ke waktu, maka konsep ini sangat cocok jika digunakan untuk melakukan suatu analisis yang sifatnya historis, salah satunya adalah peristiwa sejarah. 5. Berkesinambungan Terakhir, dirangkum dari berbagai pengertian dan ciri yang sudah diungkapkan maka diakronik ini akan membahas suatu peristiwa pada satu masa ke masa yang lain secara berkesinambungan. Hal ini dilakukan agar peristiwa yang satu dan yang lain menjadi suatu kesatuan di dalam peristiwa sejarah. Cara Berpikir Diakronik Seperti yang sudah dijelaskan secara gamblang di atas, diakronik merupakan cara berpikir secara kronologis atau urutan yang terjadi dari berbagai catatan mengenai beberapa kejadian yang diurutkan sesuai dengan kejadian yang berlangsung. Kronologis dalam peristiwa yang dimaksud membantu merekonstruksi kembali suatu peristiwa berdasarkan urutan waktu yang tepat. Sehingga jika disimpulkan, sederhananya konsep diakronik ini merupakan proses pembabakan sejarah yang didasarkan dari urutan peristiwa dan juga urutan waktu. Oleh sebab itu dengan pengertian dari konsep diakronik tersebut, maka landasan berpikir bahwa suatu peristiwa di dalam sejarah yang melintas dalam perjalanan waktu yang teratur ini sifatnya akan lebih dinamis dan juga melalui proses kausalitas antara sebab dan akibat yang saling mempengaruhi antara satu sama lain. Selain itu, cara berpikir diakronik yang digunakan dalam mengkaji sejarah memiliki dua unsur yaitu mengenai unsur periodisasi dan juga unsur kronologis. Berikut adalah contoh dari dua konsep cara berpikir diakronik yaitu unsur periodisasi dan juga unsur kronologis. 1. Unsur Periodisasi Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, unsur periodisasi dalam berpikir diakronik merupakan unsur yang menganalisis suatu peristiwa sejarah yang berlangsung secara runtut atau urut dari berbagai peristiwa tertentu pada masa lalu. Contohnya adalah sebagai berikut Pada zaman praaksara atau zaman prasejarah, konsep diakronik ini membahas mengenai bagaimana peristiwa sejak manusia belum mengenal tulisan sampai ditemukannya aksara pada zaman itu. Setelah itu, periode zaman aksara atau zaman sejarah membahas mengenai peristiwa ketika manusia sudah mengenal tulisan atau aksara hingga saat ini. 2. Unsur Kronologis Sementara itu, unsur yang kedua dalam berpikir diakronik adalah unsur kronologis. Unsur ini artinya unsur yang menganalisis suatu peristiwa sejarah yang berlangsung secara teratur dari segi proses dan waktu terjadinya peristiwa. Contohnya adalah sebagai berikut Pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk yang berlangsung pada 1350 sampai 1389. Pada masa Perang Diponegoro atau yang juga disebut sebagai Perang Jawa yang berlangsung pada 1825 – 1945. Pada zaman kolonialisme Jepang di Indonesia yang terjadi pada 1942 – 1945. Perbedaan Antara Konsep Sinkronik dengan Diakronik Setelah memahami pengertian diakronik, kalian juga harus mengetahui apa perbedaan antara konsep berpikir diakronik dan konsep berpikir sinkronik. Secara singkat dapat diartikan bahwa diakronik merupakan sesuatu yang dapat melintasi batas waktu tertentu. Sementara itu, sinkronik merupakan kajian yang dilakukan dan menitikberatkan pada penelitian terhadap berbagai gejala yang lebih luas lagi. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, konsep diakronik merupakan konsep berpikir yang disusun secara urut dan juga sesuai dengan kronologisnya yang biasanya konsep ini kerap digunakan untuk melakukan penelitian mengenai ilmu sejarah. Sementara itu, sinkronik memiliki makna yang luas di dalam ruang, tetapi memiliki batasan waktu. Meski demikian, sama halnya dengan konsep diakronik, konsep sinkronik ini juga dapat digunakan untuk mempelajari suatu sejarah atau proses berpikir historis atau sejarah. Di dalam konsep berpikir diakronik, para sejarawan akan menganalisis dampak terhadap proses evolusi dari suatu variabel yang memungkinkan lahirnya alasan tertentu mengenai alasan terjadinya suatu peristiwa atau kondisi sebelumnya dan alasan dari berkembangkan kondisi atau peristiwa tersebut. Berbeda dengan diakronik, cara berpikir sinkronik merupakan cara berpikir yang luas tetapi terbatas waktu, artinya konsep berpikir sinkronik ini digunakan untuk melakukan analisis terhadap suatu kejadian atau peristiwa pada suatu masa atau saat tertentu dengan menggunakan titik tetap yaitu mengenai waktu. Konsep sinkronik ini biasanya hanya menganalisis suatu kondisi pada suatu peristiwa dan tidak memiliki upaya dalam membuat kesimpulan terkait perkembangan peristiwa yang ikut serta dalam suatu situasi. Contoh Berpikir Diakronik Untuk mengetahui bagaimana contoh berpikir diakronik dalam membahas sejarah, berikut adalah beberapa contoh dari diakronik jika dilihat dari peristiwa sejarah yang pernah terjadi di Indonesia. Kronologi Sejarah Pertempuran Surabaya 27 Oktober – 20 November 1945 Pada 25 Oktober 1945, Tentara Inggris yang bernama NICA mendarat di Surabaya. Setelah itu, terjadilah insiden perobekan bagian biru bendera Belanda yang terjadi pada 27 Oktober 1945. Setelahnya, meletuslah pertempuran pertama antara Indonesia melawan Tentara Inggris. 29 Oktober 1945 terjadilah penandatanganan mengenai gencatan senjata yang terjadi antara Indonesia dengan pihak Tentara Inggris. 30 Oktober 1945 pada pukul WIB, terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur setelah terjadinya gencatan senjata dan berbagai bentrokan yang terjadi pada saat itu. Terjadilah pergantian Mallaby yaitu Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh mengeluarkan ultimatum pada 10 November 1945 untuk meminta pihak Indonesia menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan. Ultimatum yang dilakukan tak dihiraukan dan pada akhirnya tanggal 10 November 1945 pagi hari, Tentara Inggris melancarkan serangan besar-besaran. Secara umum, perbedaan antara konsep sinkronik dari konsep diakronik adalah kedalaman bahasannya. Konsep diakronik hanya memandang banyak kejadian secara luas dan memiliki kelemahan kedangkalannya memandang banyak peristiwa, tanpa mengkaji kejadian-kejadian sejarah itu secara mendalam. Konsep diakronik dalam mempelajari sesuatu dapat memudahkan untuk memahami perkembangan dari waktu ke waktu, relasi antar periode, kemungkinan pengulangan fenomena, dan perubahan periode awal dengan periode berikutnya. ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
Skip to content Kalkulator KeuanganKonsultasi Perencanaan KeuanganRencana PensiunRencana Dana PendidikanReview AsuransiReview InvestasiIn House TrainingEventEbookArtikelKalkulator KeuanganKonsultasi Perencanaan KeuanganRencana PensiunRencana Dana PendidikanReview AsuransiReview InvestasiIn House TrainingEventEbookArtikelKalkulator KeuanganKonsultasi Perencanaan KeuanganRencana PensiunRencana Dana PendidikanReview AsuransiReview InvestasiIn House TrainingEventEbookArtikel Home » Lifestyle » Konsep Berpikir Diakronik Pengertian, Ciri-Ciri, dan Contohnya Dibaca Normal 4 Menit Konsep Berpikir Diakronik Pengertian, Ciri-Ciri, dan Contohnya Pernah dengar istilah berpikir diakronik’ atau berpikir diakronis’? Mungkin bagi kita asing di telinga, tapi tidak untuk para sejarawan lho. Kira-kira pendekatan berpikir seperti apa sih? Yuk kita bahas lebih lanjut di artikel berikut ini. Check it out! Summary Konsep berpikir diakronis, sejarahnya kita pahami sebagai sejumlah rangkaian peristiwa yang saling berhubungan. Ciri konsep berpikir diakronis di antaranya bersifat vertikal, hingga cakupan kajian yang luas. Pengertian Konsep Berpikir Diakronik Dalam SejarahCiri Berpikir Diakronik dan ContohnyaCiri Konsep Berpikir DiakronisContoh Konsep Berpikir DiakronikKesimpulan Pengertian Konsep Berpikir Diakronik Dalam Sejarah Hai guys masih ingat materi sejarah di bangku sekolah? Tentang peperangan, sistem pemerintahan, sampai bahasan detik-detik kemerdekaan. Mungkin sedikit banyak udah mulai lupa nih.. hehe Nah semua peristiwa itu bagian dari sejarah yang sejatinya tidak bisa sembarang dalam memahaminya lho. Maka, para sejarawan pun menggunakan pendekatan diakronis untuk mempelajari sejarah sebagai proses waktu. Sebelum menyimak pembahasannya lebih dalam, kamu bisa cari tahu terlebih dahulu cara untuk berpikir positif di sini, Cara Berpikir Positif yang Membawa Hidup Semakin Sejahtera Kembali ke topik pembahasan, hal ini mengacu pada kata diakronis’ yang berasal dari bahasa latin yaitu “dia” artinya melalui atau melampaui, dan “chronicus” yang artinya waktu. Sehingga memanjang dalam waktu tetapi menyempit dalam ruang. Jadi, sejarah kita pahami sebagai sejumlah rangkaian atau peristiwa yang saling berhubungan, bukan sekedar urutan tapi rentetan peristiwa yang saling mempengaruhi. Istilah lainnya juga yaitu berpikir kronologis dalam menganalisis sesuatu. Ciri Berpikir Diakronik dan Contohnya Konsep berpikir ini sangat mementingkan proses terjadinya sebuah peristiwa. Sehingga sejarah yang kita pahami sebagai perkembangan proses belajar, bisa jadi pelajaran untuk menjadi lebih baik di masa selanjutnya. Bagi para sejarawan, konsep berpikir diakronis terpakai untuk menganalisis dampak perubahan variabel sesuatu, memungkinkan mereka mengetahui “mengapa keadaan tertentu lahir dari keadaan sebelumnya” serta membantu merekonstruksi kembali peristiwa berdasarkan urutan waktu secara tepat. Ciri Konsep Berpikir Diakronis Konsep berpikir diakronis berupaya menganalisis sesuatu dari waktu ke waktu sehingga memungkinkan seseorang menilai bahwa perubahan itu terjadi sepanjang masa. Maka tak heran, jika para sejarawan banyak menggunakan pendekatan ini dalam mempelajari peristiwa sejarah. Berikut adalah beberapa ciri konsep berpikir diakronis, antara lain Bersifat vertikal, yaitu menjelaskan proses suatu peristiwa dari awal hingga akhir, mengacu pada kejadian yang berurut sesuai dengan waktu kejadiannya. Lebih menekankan pada proses durasi, karena berpikir diakronis adalah mempelajari sejarah sebagai proses waktu, sehingga lebih menekankan pada prosesnya. Cakupan kajian luas Mengurai pembahasan pada satu peristiwa Mengkaji masa peristiwa yang satu dengan yang lain atau berkesinambungan. Terdapat konsep perbandingan atau hubungan kausalitas sebab-akibat, ada aksi ada reaksi, ada kejayaan ada pula kehancuran. Contoh Konsep Berpikir Diakronik Konsep berpikir diakronis adalah sebagai berikut Contoh 1 Dalam materi demokrasi liberal 1950-1959, teruraikan secara kronologis pembentukan pemerintahan demokrasi liberal hingga adanya Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Dalam catatan sejarah, antara 1950-1959 terjadi tujuh kali pergantian kabinet, yaitu Kabinet Natsir 6 September 1050- 21 Maret 1951 Kabinet Sukiman 27 April 1951 – 3 April 1952 Kabinet Wilopo 3 April 1952 – 3 Juli 1953 Kabinet Ali Sastroamidjojo 31 Juli 1953 – 12 Agustus 1955 Kabinet Burhanuddin Harahap 12 Agustus 1955 – 3 Maret 1956 Kabinet Ali II 20 Maret 1956 – 4 Maret 1957 Kabinet Djuanda 9 April 1957 – 5 Juli 1959 Pemikiran diakronis yang berlaku dalam sejarah tersebut yaitu dengan memanjangkan waktu terjadinya Demokrasi Liberal sejak 1950 hingga keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Contoh 2 Mengenai kondisi pasca perang dunia II, penjelasannya secara berurutan adalah bahwa komunisme tampil sebagai kekuatan yang besar selama hampir setengah abad. Dunia pun harus mengalami perang dingin yang mempengaruhi gejolak politik di banyak negara. Namun, hanya dalam dua tahun 1989-1991, dunia menyaksikan bubarnya negara-negara komunis di Eropa Timur, yang menandai berakhirnya perang dingin dan runtuhnya komunisme. Download Sekarang! Ebook PERENCANAAN KEUANGAN Untuk USIA 20-an, GRATIS! Kesimpulan Itulah penjelasan mengenai konsep berpikir diakronis dalam sejarah, yang umumnya para sejarawan pakai untuk memahami rentetan peristiwa di masa lampau. Nah sebagai generasi penerus, jangan pernah lupakan sejarah ya sebagai sarana berpikir. Seperti kata Bung Karno “Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarah bangsanya sendiri”. Semoga artikel ini menambah pengetahuan kamu tentang konsep berpikir untuk memahami sejarah. Jika bermanfaat, jangan ragu untuk bagikan artikel kepada teman dan kerabat terdekat. Terima kasih. Sumber Referensi Serafica Gischa. 22 Juli 2020. Konsep Berpikir Diakronis dan Contohnya. Admin, 10 Juni 2020. Memahami Konsep Berpikir Diakronik. Ismyuli Tri Retno Kusuma Wardani, memiliki background pendidikan S1 Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas di Universitas Komputer Indonesia, dengan pengalaman menjadi bagian dari Media Mahasiswa Indonesia dan tertarik mengembangkan kemampuan di bidang penulisan. Related Posts Page load link Go to Top
Jakarta - Istilah sinkronis dan diakronis sering dijumpai ketika siswa sedang belajar sejarah. Kedua konsep tersebut kerap dikaitkan dengan cara berpikir dalam dari Buku Siswa Sejarah Peminatan SMA/MA Kelas 10 karya FX. Sugeng Wahyu Widodo, sinkronis dan diakronis merupakan sudut pandang dalam melakukan penelitian berpikir sinkronis berarti memahami kehidupan sosial masyarakat secara meluas dan berdasarkan dimensi ruang. Konsep sinkronis menguraikan kehidupan sosial masyarakat secara rinci berdasarkan sejumlah itu, cara berpikir diakronis berarti memahami kehidupan sosial masyarakat secara memanjang berdasarkan dimensi waktu. Adapun konsep ini memandang masyarakat sebagai sesuatu yang bergerak dan berproses terus menerus dari waktu ke waktu secara apa yang membedakan keduanya? Simak penjelasannya di bawah dari laman Rumah Belajar Kemdikbud, cara berpikir sinkronis meluas dalam ruang, tetapi terbatas dalam waktu. Sementara itu, cara berpikir diakronis memanjang dalam waktu, tetapi terbatas dalam e-Modul Sejarah Indonesia Kelas X Konsep Berpikir Kronologis, Diakronik, Sinkronik, Ruang, dan Waktu dalam Sejarah, sinkronis juga berasal dari bahasa Yunani yaitu syn yang bermakna dengan dan chronoss yang artinya waktu. Jadi, sinkronis mempelajari peristiwa sejarah dengan segala aspeknya pada masa berpikir sinkronis hanya menganalisis sesuatu pada kondisi tertentu dan lebih menekankan pada struktur. Tujuannya sendiri untuk mengkaji pola-pola, gejala-gejala, serta karakter sebuah peristiwa pada masa halnya dengan sinkronis, istilah diakronis juga berasal dari Yunani yang berarti melintas, melampaui, dan chronoss yang bermakna dikaitkan dengan sejarah, maka cara berpikir diakronis akan mengajarkan kepada seseorang untuk lebih teliti dalam mengamati gejala atau fenomena berdasarkan penjabaran di atas, maka perbedaan konsep berpikir sinkronis dan diakronis terletak pada cakupan waktu dan berpikir sinkronis tidak berfokus pada waktu, sedangkan diakronis menekankan aspek waktu ketimbang cakupan mengetahui perbedaan antara keduanya, kedua konsep tersebut memiliki cirinya masing-masing. Merangkum dari arsip detikEdu, simak penjelasannya di bawah Cara Berpikir SinkronisBerikut merupakan ciri-ciri konsep sinkronis, yaituMempelajari peristiwa sejarah yang terjadi pada masa kajian peristiwa pada pola-pola, gejala, dan memiliki konsep kajian lebih kajian yang sangat bersifat serius dan Cara Berpikir DiakronisAda sejumlah ciri dalam konsep diakronis, di antaranya yaituPenjelasan bersifat vertikal dan proses kajian atau pembahasan lebih pembahasan pada satu kesinambungan antara satu peristiwa dengan yang konsep itulah pembahasan mengenai cara berpikir sinkronis dan diakronis dalam sejarah. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan detikers, ya! Simak Video "Cekrak-cekrek Berfoto di Depan Monumen Bersejarah, Bali" [GambasVideo 20detik] kri/kri
mengkaji dengan berlalunya masa bersifat horizontal menitikberatkan pengkajian peristiwa bersifat historis terdapat konsep perbandingan Jawaban yang benar adalah B. bersifat horizontal. Dilansir dari Ensiklopedia, berikut yang termasuk dalam ciri diakronis, kecuali bersifat horizontal. Pembahasan dan Penjelasan Menurut saya jawaban A. mengkaji dengan berlalunya masa adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali. Menurut saya jawaban B. bersifat horizontal adalah jawaban yang paling benar, bisa dibuktikan dari buku bacaan dan informasi yang ada di google. Menurut saya jawaban C. menitikberatkan pengkajian peristiwa adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut lebih tepat kalau dipakai untuk pertanyaan lain. Menurut saya jawaban D. bersifat historis adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut sudah melenceng dari apa yang ditanyakan. Menurut saya jawaban E. terdapat konsep perbandingan adalah jawaban salah, karena setelah saya coba cari di google, jawaban ini lebih cocok untuk pertanyaan lain. Kesimpulan Dari penjelasan dan pembahasan serta pilihan diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa jawaban yang paling benar adalah B. bersifat horizontal. Jika anda masih punya pertanyaan lain atau ingin menanyakan sesuatu bisa tulis di kolom kometar dibawah.
berikut yang tidak termasuk dalam ciri diakronis yaitu